Daftar 20 peristiwa sejarah Indonesia yang penting diketahui. Peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi ini memiliki pengaruh besar dalam kemajuan bangsa Indonesia. Pengaruh-pengaruh tersebut dari sektor militer, diplomasi, politik, hingga sosial budaya.
Penting bagi kita mengetahui peristiwa sejarah Indonesia saat ini, setidaknya untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan nyawa dan dedikasi mereka untuk kemerdekaan serta mempertahankannya.
Berikut 20 peristiwa sejarah Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan 1945, dikutip dari berbagai sumber:
1. Pembantaian Warga Tionghoa di Batavia (1740)
Peristiwa pada Oktober 1740 ini menyebabkan lebih dari 10.000 warga Tionghoa dibantai oleh kompeni Belanda. Pembantaian tersebut terjadi karena orang-orang Tionghoa memiliki keahlian berdagang, ramah, taat peraturan. Keahlian tersebut membuat Belanda khawatir kaum Tionghoa bisa berbaur dengan warga pribumi.
Belanda merasa tersaingi dengan warga Tionghoa dalam sektor perdagangan. Pada saat itulah Kompeni Belanda mulai melakukan berbagai cara, salah satunya membantai warga Tionghoa.
Gubernur Jenderal Valckenier dianggap bertanggung jawab atas pembantaian di Batavia dan dijatuhi hukuman penjara di Kastil Batavia selama 9,5 tahun sebelum akhirnya meninggal dan dimakamkan tanpa upacara.
2. Perang Padri (1803-1837)
Peperangan yang dimulai pada 1803 ini berlatar belakang perebutan pengaruh agama dan budaya di Minangkabau, Sumatera Barat.
Sesuai namanya, perang ini melibatkan kaum Padri yakni umat Islam yang berperang melawan warga adat setempat. Delapan tokoh ulama yang dikenal sebagai Harimau Nan Salapan meminta Tuanku Lintau untuk mengajak kaum adat meninggalkan kebiasaan mereka yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Namun, karena kaum adat tidak menyetujui permintaan tersebut, muncul konflik yang mendorong terjadinya pemberontakan antar-wilayah kerajaan Pagaruyung pada 1815.
Pada 1822 Kaum Padri dipukul mundur oleh pasukan Belanda yang dipimpin Letnan Kolonel Raaff. Namun, karena Kaum Padri memberikan perlawanan tangguh, Belanda pun menghadapi kesulitan.
Untuk itu, Belanda mengajak pemimpin Kaum Padri yakni Tuanku Imam Bonjol berdamai dengan membuat “Perjanjian Masang” pada 15 November 1825.
Tuanku Imam Bonjol juga merangkul kembali Kaum Adat dan membuat kesepakatan yang dikenal dengan “Sumpah Satie Bukik Marapalam” yang mewujudkan konsensus Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang bermakna Adat Minangkabau berlandaskan kepada agama Islam, sedangkan agama Islam berlandaskan kepada Alquran.
3. Perang Diponegoro (1825-1830)
Peristiwa yang juga disebut dengan Perang Jawa ini dipimpin Pangeran Diponegoro. Lokasi pertempuran meliputi Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur dan berlangsung selama 5 tahun, yakni 1825 sampai 1830.
Perang ini sebenarnya hanya persoalan internal kerajaan. Tanpa sepengetahuan Diponegoro, Patih Danureja IV yang merupakan kaki tangan Belanda memerintahkan para pejabat Kesultanan Yogyakarta untuk membangun jalan.
Pembuatan jalan tersebut memasuki lahan Diponegoro sampai menggusur pemakaman milik keluarga Diponegoro. Mengetahui hal tersebut, Diponegoro murka dan langsung memerintahkan pegawainya untuk mencabut semua tiang yang melewati lahan miliknya.
Ditambahnya penindasan oleh Belanda terhadap rakyat yang meningkat menimbulkan dendam antara Diponegoro terhadap Belanda. Diponegoro berhasil memenangkan peperangan dengan Belanda.
Perang yang berada di bawah pimpinan Jenderal Hendrik Merkus de Kock merenggut sekitar 200.000 nyawa.
4. Lahirnya Budi Utomo (1908)
Peristiwa lahirnya Budi Utomo juga diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Budi Utomo didirikan oleh 9 tokoh, yakni Dr Soetomo, Soeradji Tirtonegoro, Goenawan Mangoenkoesoemo, Gondo Soewarno, Mohamad Soelaiman, Angka Prodjosoedirdjo, M Soewarno, Mohammad Saleh, dan RM Goembrek.
Budi Utomo mempunyai keinginan untuk mencerdaskan anak bangsa. Untuk itu, organisasi memiliki tujuan unuk menjamin kehidupan bangsa Indonesia dan berfokus pada bidang sosial, pendidikan, dan kebudayaan.
5. Kongres Pemuda I dan II (1926 dan 1928)
Kongres Pemuda muncul dari tingginya semangat para muda Nusantara untuk lepas dari belenggu penjajahan. Kongres digelar dua kali yakni pada April 1926 dan Oktober 1928.
Kongres Pemuda I yang diketuai Muhammad Tabrani dilakukan pada 30 April hingga 2 Mei 1926 di Lapagan Banteng, Jakarta. Kongres dimulai dari susunan badan pusat, gagasan persatuan, peran perempuan, peran agama, hingga peran bahasa dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.
Kongres Pemuda II dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito dan wakilnya Joko Marsaid berlangsung pada 27 sampai 28 Oktober 1928. Pertemuan kedua ini kemudian menghasilkan Sumpah Pemuda.
Selain itu, pada kongres kedua, lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman disahkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia.
6. Perumusan Pancasila (1945)
Nama Pancasila terdiri atas dua kata dari bahasa Sanskerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila sudah menjadi ideologi bangsa serta menjadi dasar negara Indonesia.
Perumusan Pancasila berawal pada sesi pertama persidangan BPUPKI pada 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Rumusan tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda dengan rumusan kata-kata dengan yang dipresentasikan secara lisan, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan Persatuan Indonesia, Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
7. Peristiwa Rengasdengklok (1945)
Presiden Soekarno dan Moh Hatta diculik oleh kelompok pemuda pada 16 Agustus 1945, sehari sebelum kemerdekaan Indonesia. Mereka dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Namun, tujuan utama dari peristiwa tersebut bukan untuk ‘menculik’ melainkan ‘mengamankan’ atau menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang. Dengan harapan Soekarno dan Hatta bisa setuju untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
8. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945)
Proklamasi kemerdekaan Indonesia merupakan peristiwa paling penting dalam sejarah Indonesia. Proklamasi kemerdekaan dibacakan Presiden Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB.
Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI diperingati sampai saat ini dengan upacara, tak hanya di Istana Merdeka, Jakarta, tapi seluruh provinsi Indonesia, bahkan di luar negeri.
9. Pertempuran Medan Area (1945)
Peristiwa ini bermula dari datangnya pasukan Sekutu ke Indonesia yang dipimpin T E . Kelly. Sekutu datang ke Sumatera Utara dengan alasan mengurus tawanan yang berada di Indonesia.
Pertempuran Medan Area terjadi antara rakyat Indonesia dengan pasukan Sekutu dan NICA.
10. Pertempuran 10 November (1945)
Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Perang sengit pecah antara pejuang Indonesia dengan tentara sekutu di Surabaya.
Tokoh-tokoh berperan dalam pertistiwa ini adalah Bung Tomo, Gubernur Suryo, KH Hasyim Asy’ari, HR Mohammad Mangoendiprodjo, Mayjen Moestopo, Mayjen Sungkono, Abdul Wahab Saleh.
11. Perang Ambarawa (1945)
Palagan Ambarawa atau Pertempuran Ambarawa melibatkan pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Pemuda Ambarawa melawan pasukan Inggris di Jawa Tengah. Pertempuran ini terjadi selama 4 sampai 5 hari di bawah pimpinan Jenderal Soedirman.
Kedatangan pasukan sekutu ke Ambarawa dan Magelang bertujuan untuk menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang, melucuti dan mengumpulkan tentara Jepang kemudian memulangkannya, serta membebaskan para tawanan perang.
Kesepakatan yang dilakukan Ir Soekarno dengan Brigadir Jenderal Betell diingkari oleh sekutu. Pertempuran Ambarawa pecah pada 20 November 1945 antara TKR dibawah pimpinan Mayor Sumarto.
12. Peristiwa Merah Putih Manado (1946)
Provokasi dilakukan oleh Belanda memkicu perlawanan masyakarat Manado. Pada saat itu Belanda mengklaim kemerdekaan Indonesia hanya untuk pulau Jawa dan Sumatera. Untuk itu, rakyat Manado merobek bendera Belanda sebagai bentuk perlawanan.
Letnan Kolonel Taulu dan Sersan Wuisan berperan dalam peristiwa ini. Mereka menurunkan semua pasukan untuk mengambil alih markas pusat yang dikuasai Belanda.
Saat Kolonel Taulu dan Sersan Wuisan ditangkap Belanda, terjadilah pemberontakan militer terhadap Belanda yang dilakukan Komando Mambi Runtukanu, pemimpin anggota KNIL dari Minahasa.
13. Peristiwa Bandung Lautan Api (1946)
Walaupun Indonesia sudah merdeka, masih ada pertempuran dengan pasukan penjajah, salah satunya peristiwa Bandung Lautan Api.
Masyarakat Bandung ingin memastikan pasukan NICA tidak menguasai kota mereka. Mereka memutuskan untuk membakar kota untuk menghentikan NICA mengambil alih.
Ini merupakan rencana Jenderal Nasution dan Sutan Sjahrir untuk melindungi kota itu agar tidak dikuasai NICA.
Mohammad Toha, AH Nasution, Atje Bastaman, Ismail Marzuki, Sutan Sjahrir, dan Mayor Rukana berperan penting dalam peristiwa mempertahankan Bandung.
14. Konferensi Meja Bundar (1949)
Konferensi Meja Bundar (KMB) bisa dibilang sebagai puncak ujung perjuangan pengakuan kemerdekaan Indonesia. Konferensi ini menjadi bukti suksesnya diplomasi Indonesia untuk melawan Belanda.
Dalam perundingan KMB di Den Haag, Indonesia membentuk delegasi pada 11 Agustus 1949. Delegasi yang diketuai Moh Hatta juga melibatkan beberapa tokoh, yakni Mohammad Roem, Mr Supomo, Dr J Leimena, Mr Ali Sastroamidjojo, Ir Djuanda, Sukiman, Mr Sujono Hadinoto, Sumitro Djojohadikusumo, Mr Abdul Karim Pringgodigdo, Kolonel TB Simatupang, dan Mr Muwardi.
15. Pemilu Pertama (1955)
Sepuluh tahun setelah Proklamasi, Indonesia menggelar pemilu Konstituante dan anggota DPR untuk pertama kali. Pada Februari 1951 kabinet Natsir memperkenalkan RUU pemilu yang dipimpin Sukiman untuk menggelar pemilihan regional.
Setahun kemudian, kabinet Wilopo memperkenalkan RUU untuk pendaftaran pemilih. Namun, karena ada yang keberatan dari partai politik, diskusi di DPR pun tidak dimulai sampai September.
Perdana menteri baru, Ali Sastroamidjojo, mengumumkan jadwal persiapan untuk pemilu selama 16 bulan, mulai Januari 1954. Pada 4 November, pemerintah mengumumkan Komite Pemilihan Pusat baru diketuai oleh anggota PNI S Hadikusomo, termasuk semua partai yang diwakili di pemerintahan yaitu Nahdlatul Ulama (NU), Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) Partai Rakyat Indonesia (PRI), Partai Rakyat Nasional (PRN), Partai Buruh dan Barisan Tani Indonesia (BTI), serta beberapa partai pendukung pemerintah, seperti Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) dan Partai Kristen Indonesia (Parkindo).
16. Dekrit Presiden (1959)
Pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit berisi pembubaran konstituante, berlakunya kembali UUD 1945, tidak berlakunya UUD S 1950, serta pemakluman pembentukan MPRS dan DPAS akan dilakukan dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Peristiwa ini berlatar belakang kegagalan Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950.
Konstituante melaksanakan pemungutan suara pada 30 Mei 1959 dan menghasilkan 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju. Meski yang menyatakan setuju lebih banyak, pemungutan suara ini harus diulang karena jumlah suara tidak sesuai dengan jumlah anggota.
17. Pemberontakan 30SPKI (1965)
Peristiwa ini digerakkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menyebabkan jatuhnya korban Pahlawan Revolusi. Setelah itu Presiden Soeharto membentuk Orde Baru.
Pemberontakan ini berlatar belakang kudeta atau perebutan kekuasaan mengakibatkan gugurnya enam jenderal serta satu perwira pertama militer. Jenazahnya mereka dimasukkan ke lubang sumur lama di area Lubang Buaya.
18. Peristiwa Trisakti (1998)
Peristiwa Trisakti menyebabkan beberapa mahasiswa tewas dan luka-luka. Mereka ditembak saat berdemonstrasi menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto setelah Indonesia dilanda krisis ekonomi.
Keterpurukan ekonomi Indonesia yang terpengaruh dari krisis finansial Asia juga menjadi latar belakang terjadinya peristiwa ini.
Empat mahasiswa yang menjadi Pahlawan Trisakti, yaitu Elang Mulya Lesmana, Hery Hartanto, Hafidin Royan, dan Hendirawan Sie.
19. Lepasnya Timor-Timur (1999)
Pada masa pimpinan Presiden Habibie, Indonesia mengalami permasalahan integrasi. Timor-Timur yang sudah 23 tahun menjadi bagian dari Indonesia, mengambil keputusan untuk memisahkan diri dari dan berdiri sebagai negara merdeka. Mereka memisahkan diri dan membuat nama negara baru yaitu Timor Leste.
Pada 26 Oktober 1999 Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid menandatangani surat keputusan pembentukan UNTAET atau dikenal dengan pemerintah transisi di Timor Timur. Empat hari setelahnya, yakni 30 Oktober 1999, bendera Merah Putih resmi diturunkan dari Timor Timur.
20. Belanda Mengakui Sepenuhnya Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 (2023)
Pada 22 Juni 2023, Pemerintah Belanda, melalui Perdana Menteri Mark Rutte, mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sebelumnya Belanda mengakui kemerdekaan RI pada 27 Desember 1949.
Meski demikian Belanda sejauh ini belum menetapkan pengakuan itu secara hukum, melainkan sebatas pernyataan.
Selain itu, Belanda juga meminta maaf atas praktik perbudakan yang berlangsung selama masa penjajahan di masa lalu, termasuk di Indonesia.
Itulah 20 perisitiwa sejarah Indonesia yang pernah terjadi sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia.