
Situs Srigading di Malang adalah sebuah candi yang menyimpan sejarah panjang dan kaya, menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Terletak di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, situs ini menjadi sorotan setelah ditemukan sebagai peninggalan dari era Mataram Kuno yang diperkirakan dibangun pada abad ke-10 Masehi.
Ekskavasi yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur mengungkapkan bahwa gundukan tanah yang selama ini dianggap biasa ternyata menyimpan struktur candi yang cukup besar.
Tim arkeolog menemukan pondasi candi berukuran 10×10 meter dan berbagai artefak bersejarah, termasuk arca dan lingga, yang menunjukkan bahwa situs ini memiliki nilai spiritual dan budaya yang tinggi.
Salah satu penemuan paling menarik adalah arca Durga dengan banyak tangan dan arca Nandi, simbol dari Dewa Siwa.
Artefak-artefak ini tidak hanya menunjukkan keahlian arsitektur pada masa itu tetapi juga mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap agama Hindu.
Selain itu, tim juga menemukan berbagai artefak logam dan batu yang mengindikasikan aktivitas ritual yang pernah berlangsung di tempat ini.
Situs Srigading bukan hanya sekadar reruntuhan, ia adalah saksi bisu dari peradaban besar yang pernah ada di Indonesia.
Penemuan ini memperkuat hipotesis bahwa candi ini merupakan bagian dari jaringan candi Hindu Siwa yang lebih luas di Jawa Timur, termasuk Candi Prambanan.
Keberadaan artefak-artefak yang terjaga dengan baik menandakan bahwa situs ini belum banyak terpengaruh oleh aktivitas penggalian liar, sehingga memberikan kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang sejarah dan budaya Mataram Kuno.
Dengan semua penemuan ini, Situs Srigading di Malang tidak hanya menjadi tempat wisata sejarah tetapi juga pusat penelitian arkeologi yang penting.
Ia menghubungkan kita dengan masa lalu dan memberikan wawasan tentang tradisi serta kepercayaan masyarakat kuno.
Melalui ekskavasi yang terus berlanjut, kita berharap dapat menggali lebih banyak informasi mengenai peradaban yang telah membentuk identitas budaya kita saat ini.